ASIKNYA MEMAINKAN PERMAINAN TRADISIONAL BERSAMA
“Jamuran, ya gege thok, jamur apa, ya gege thok…,” begitulah cuplikan lagu Jamuran yang dinyanyikan oleh anak-anak di Desa Suru Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo saat memainkan permainan Jamuran bersama-sama dalam pembukaan Kampung Dolanan Desa Suru, Rabu 26 Februari 2020 kemarin.
Kurang lebih 50 anak di Desa Suru mengikuti kegiatan ‘Dolanan Bareng’ bersama tim abdimas STKIP PGRI Ponorogo yang juga disukseskan oleh peserta KKNT Kelompok 3 Desa Suru. Anak-anak yang terlibat dalam kegiatan ini adalah anak-anak TK dan SD yang berasal dari empat dusun di desa Suru kecamatan Sooko.
Guyuran hujan tidak mengendurkan semangat tim pengabdi dan peserta Dolanan Bareng untuk tetap melaksanakan kegiatan, bahkan malah suasana menjadi lebih mengasyikkan. Adik-adik dan kakak-kakak peserta KKNT tetap memainkan permainan Gobak Sodor, Lompat Tali, Engklek, Mbok-Mbokan, dan Jamuran, di halaman rumah bapak Marsono selaku salah satu mitra dalam program kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini. Selain permainan outdoor, adik-adik perempuan juga ada yang memilih bermain di dalam karena tidak mau kehujanan. Mereka bermain Congklak, Cublak-Cublak Suweng, dan Gatheng.

“Kegiatan ini bertujuan agar anak-anak di desa Suru mengenal kembali permainan tradisional dan ikut melestarikannya,” ungkap Serdaniar, ketua tim abdimas sekaligus dosen Prodi Pendidikan Bahasa Jawa STKIP PGRI Ponorogo. Menurutnya, program ini dilaksanakan mengingat banyak manfaat yang diperoleh dari memainkan permainan tradisional bersama-sama.
“Permainan ini mengaktifkan gerak fisik, menumbuhkan sportivitas, anak-anak lebih bersosiaslisasi dengan teman, dan mengurangi kecanduan mereka pada gadget,” jelas Fitri yang disepakati oleh Pram, dosen Pendidikan Bahasa Jawa yang juga sebagai anggota tim abdimas.
Saat permainan berlangsung, anak-anak juga disertai oleh orang tua mereka yang mengaku antusias dengan acara ini. Mereka sangat senang karena sudah lama tidak melihat atau mendengar anak-anak kecil memainkan permainan tradisional di daerah mereka.
Sebagai salah satu mitra, keluarga bapak Marsono menyambut baik saat halaman rumah mereka dijadikan media bermain permainan tradisional. “Saya senang karena dengan ini rumah kami akan ramai didatangi anak-anak untuk bermain bersama,” kata ibu Marsono selaku pemilik rumah.

Tim pengabdi juga menghimbau kepada orang tua anak-anak agar telaten membuatkan media permainan tradisional di rumah supaya mereka tidak terus-terusan bermain gawai. Setelah kegiatan ini diharapkan desa Suru bisa menjadi contoh bagi desa-desa lain untuk mau memberikan ruang kepada anak-anak dalam memainkan permainan tradisional yang menjadi aset warisan bangsa. [] Red/ Humas