Literasi ala Rumah Wayang
Tidak tanggung-tanggung, buku di rumah ini berjumlah ratusan bahkan mungkin ribuan. Pemilik rumah memang suka membaca.
Tidak tanggung-tanggung, buku di rumah ini berjumlah ratusan bahkan mungkin ribuan. Pemilik rumah memang suka membaca.
Pepatah Jawa mengatakan, “guru iku digugu lan ditiru”, sebagai akronim dari kata guru.
STKIP PGRI Ponorogo menunjukkan komitmennya menggarap generasi muda yang literat. Terbukti setelah sukses menyelenggarakan Sekolah Literasi Gratis 2 edisi Minggu 29 September 2019, STKIP PGRI Ponorogo meluncurkan program Muhibah Literasi. Program ini memberikan fasilitas pelatihan menulis pada sekolah-sekolah (SMA/ SMK/ MA) yang telah mendaftar, memenuhi syarat, dan telah dikonfirmasi oleh tim Muhibah Literasi.
Arafat Nur dan Yuditeha menjadi pemateri pertama di SLG 2 STKIP PGRI Ponorogo.
Bondowoso (ANTARA) – Kaum santri diminta ikut memeriahkan ajang Anugerah Ronggowarsito oleh ulama muda Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo,…
Ada sebuah tulisan menarik tentang Pramoedya Ananta Toer, jika kita ingin belajar bagaimana kepengarangan sastrawan Indonesia itu. Seorang sastrawan yang pernah dinominasikan sebagai pemenang nobel dari Indonesia. Selalu, menjadi polemik-bincang, dan tak pernah berakhir. Seorang pengajar sastra dari Perancis –yang pernah bertamu di rumah buku Spectrum Center–, Dr. Natieuv, pun mengenal sastra Indonesia lewat sosok Pramoedya. Itulah akunya, dalam beberapa kali perbincangan. Sejak dari perjalanan bandara Yogyakarta hingga di Ponorogo, dan beberapa kali kesempatan saya mendampinginya.
Jujun Suriasumantri dalam Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer (2009:19), mengilustrasikan tentang dialog orang awam dengan filosof yang bijaksana. Sang awam bertanya, “Coba jelaskan kepadaku, ada berapa jenis manusia dalam kehidupan ini berdasarkan pengetahuannya?”
Dalam beberapa kali diskusi dengan Arafat Nur, baik di rumah, di rumah buku Spectrum Center, di kampus, dan di Home Stay Kampus; aroma pesan membaca –tampaknya menjadi yang paling utama—di samping tip lainnya. Membaca, membaca, membaca, baru menulis. Bahkan, di Vlog-nya, dia bilang: membaca, membaca, membaca, membaca, membaca, membaca, membaca, membaca, membaca, membaca, baru menulis. Hehe.
Fatimah Az-Zahra, putri bungsu Kanjeng Nabi Muhammad Saw dari pernikahannya dengan Siti Khadijah. Ia merupakan perempuan dengan kepribadian mengagumkan.
Kota Ponorogo merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang secara geografis diapit dua gunung, yaitu pada sisi barat ada Gunung Lawu dan sisi timur Gunung Wilis. Pada masa kerajaan Majapahit masih eksis, kota Ponorogo masuk dalam wilayah Wengker. Wengker berasal dari kata wewengkon kang anggker (tempat yang angker). Sesuai namanya, tempat ini dulu diyakini sebagai tempat yang sangat anggker, pada masa Wengker ini tari fenomenal Reog diciptakan dan menjadi ikon kota Ponorogo sampai sekarang ini.